To Allah

To Allah
By : Delinmarch

     “Di sekitar Arsy-Nya ada menara-menara dari cahaya, di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya, wajah-wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada, hingga para nabi dan syuhada pun iri kepada mereka.” Ketika para sahabat bertanya, Rasulullah menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling berkunjung karena Allah.” (HR. Tirmidzi).


Bersyukur itu ketika kita ada yang menasihati ketika salah, bersyukur itu ketika diajak kejalan kebenaran dan kita mau, bersyukur itu juga ketika kita dibimbing sampai bisa seperti sekarang.

 Alhamdulillah, masih ada yang peduli sama kita dan Allah masih sayang juga kepada kita. Dia kirimkan seseorang yang bisa membuat kita berubah.


Aku pernah dikelilingi orang-orang hampir membuatku jatuh kedalam maksiat, pacaran. Saat itu adalah posisi tersulit dalam hidupku untuk menjaga diri, menjaga hawa nafsu agar tetap teguh pendirian dan yakin sama yang telah Allah takdirkan.

Ketika itu aku masih dalam proses anak-anak menuju remaja, fase cepat terpengaruh kepada dunia. Fase yang sedang marak-maraknya pacaran. Aku lihat teman seangkatan, bahkan hampir tidak ada yang tidak mempunyai pasangan dan itu pernah membuatku ragu.

 Aku sampai tidak mempunyai teman hanya karena diriku sendiri yang menentang pacaran itu kepada teman-teman sekelasku. Walaupun begitu sikap mereka, aku selalu ingat bahwa ini adalah cobaan yang sedang diberikan oleh Allah swt. 

Aku selalu menguatkan hati ketika mereka seperti itu, bersabar dan Allah sengaja menjauhkan Aku dari teman yang seperti itu agar tidak ketularan mereka. Disekolah aku ada pengajian ketika jum’at, disaat orang laki-laki jum’atan kami pergi duduk di majelis ilmu. 

Dari situlah aku menjumpai teman-teman baru dari kelas lain, namanya Lola. Selain Lola ada juga teman sekelasku namanya Asa. Kami selalu bertemu diluar ketika jam istirahat dengan Lola.

Aku dan mereka selalu membincangkan tentang ilmu, tentang kami yang sama-sama belajar sedikit demi sedikit. Mulai dari pertahanan menutup aurat hingga tidak berkata kasar. Kami berjanji bahwa ini adalah persahabatan karena Allah, saling mengajak kedalam hal yang benar.
Sayangnya, persahabatan kami bertiga dipisahkan oleh masa depan. 

Aku takut kedepannya tidak bisa bersama-sama lagi. Sampai kami berjanji akan membuat rencana ketika liburan sekolah nanti akan berkumpul disalah satu tempat dan menceritakan perjalanan hijrah masing-masing. 

Aku percaya bahwa Allah akan memberikan yang terindah ketika kita diberi cobaan. Perpisahan dengan sahabat yang shalehah ini juga termasuk cobaan dalam hidupku, aku sampai takut kedepan dengan siapa aku menguatkan diri untuk istiqamah karena guru pengajian kami mengatakan bahwa jika hijrah itu lebih manis jika dijalani bersama-sama.

Ternyata cerita persahabatanku tidak terputus sampai disitu saja. Siapa sangka di kehidupanku selanjutnya ada orang baik yang datang, mungkin saja itu orang yang dikirim oleh Allah sebagai pengganti Lola dan Asa supaya aku bisa hijrah bersama-sama. 

Merekalah teman yang aku cari, lima orang teman yang masih bertahan dalam singlelillah-nya. Alhamdulillah, aku hampir sempat putus asa. Aku takut di masa SMA ini tidak mempunyai teman lagi sama seperti dipendidikan sebelumnya. 

Bahkan perkiraanku salah ketika di masa SMA ini adalah masa remaja menunjukkan benih-benih cintanya. Setelah dekat dengan mereka diriku merasa aman dan tentram karena punya sahabat baru dengan tujuan yang sama.

 Memang banyak teman yang lain sedang proses peremajaan, tidak tahu kenapa sekarang aku baik-baik saja dan tidak ada keraguan. 

Mereka juga sudah berfikir dewasa, jadi tidak ada lagi yang namanya saling benci terhadap teman.


Anehnya sekarang yang masih aku permasalahkan tentang hukum pacaran itu dalam islam. Sayang, padahal mereka tahu hukum pacaran itu apa dan tahu kedepannya akan bagaimana. Apa mereka tidak sayang kepada ayah,abang atau adik laki-laki mereka yang akan mereka tarik ke neraka. 

Membayangkan neraka yang begitu panas disertai siksaan saja kita begitu takut membahasnya.
Aku hanya bisa mempertahankan kalimat itu sampai sekarang, jangan gara-gara aku semua keluargaku ikut masuk keneraka. Tiket yang paling mudah untuk masuk surga adalah menghafal quran, orang yang menghafal quran dapat membawa sepuluh orang keluarganya ke surga. 

Bagaimana dengan neraka, tiket mudahnya yaitu berbuat maksiat. Setelah aku pikir-pikir, tidak ada jalur yang susah untuk memasuki kedua tujuan akhir kita itu. 

Tentunya semua orang ingin masuk surga yaitu tempat peristirahatan terakhir kita, didunia sudah menderita dan diakhirat jangan mau lagi seperti kita hidup didunia adalah penjara bagi orang mukmin. 
Aku tidak ingin salah memilih jalur.

 Persahabatan karena Allah juga salah satu jalur yang sedang aku ikuti sekarang. Persahabatan kami tidak ada yang pacaran, hanya nama yang sedang kami jaga di lauhul mahfuz. Salah satu temanku juga pernah menasihati bahwa jangan pacaran dulu karena kasian nama yang sudah tertulis dilauhul mahfuz nantinya.


Kalau sesuatu yang buruk sangat mudah untuk dilakukan bahkan tanpa kita sadari pun, kita bisa saja melakukan hal buruk yang dapat menimbulkan dosa.


Salah satu dosa jariyah yang tidak kita sadari. Dan menurut kita, kalau sesuatu yang baik itu sangat sulit kita lakukan, contohnya kita masih saja meninggalkan sholat apalagi ketika kita lelah. Padahal, bukan sesuatu yang sulit tetapi karena kita masih kurang berusaha untuk menjadi lebih baik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Dad

Change My Self